Jumat, 31 Desember 2010

Illuminati Trading Cards Game: Prologue





 Iniilah kartu-kartu yang sempat menghebohkan dunia


Langsung saya mulai saja. Saya kurang tertarik dengan tema-tema "Keberhasilan Kartu Illuminati" ini dalam kebenaran meramalkan keadaan dan peristiwa besar yang terjadi. Bisa saja itu bukan ramalan. Tapi itulah yang mereka lakukan, pada Twin Towers, Pentagon, maupun Teluk Meksiko. Nyatanya, "semua" bisa "diatur".

Untuk Prolog, saya hanya ingin memaparkan beberapa pemikiran saya mengenai pemahaman awal kartu Illuminati ini. Selanjutnya, akan dibahas beberapa kartu dan tindak lanjutnya. Mari mulai dengan singkat.

Permainan kartu ini cukup menarik bagi penggila kartu. Didukung dengan grafik yang khas dan bagus. Setelah saya cermati kartu-kartu ini, timbullah suatu pemahaman yang saya dapatkan.

Menurut sepemahaman saya, terlepas dari rule of play kartu-kartu ini, ada 5 jenis kartu yang digunakan. Saya menyebutnya: Bidak Illuminati, Cara dan Sarana, Goal, NWO, dan Special Goal.

--oOo--

1. Bidak Illuminati





Yang saya maksudkan dengan bidak adalah, pihak-pihak, baik perseorangan maupun organisasi-organisasi ini, telah dikuasai oleh Illuminati. Mereka ditampilkan dalam kartu berwarna merah. Bidak. Budak. Ah, apa bedanya :)

--oOo--

2. Cara dan Sarana
Kartu ini berwarna biru tua mendekati warna hitam. Agar Illuminati bisa mendapatkan "sesuatu" yang mereka inginkan, maka mereka memerlukan "Cara dan Sarana" ini.

--oOo--

3. Goal


Ini merupakan sasaran dan tujuan awal yang mereka inginkan. Dengan jelas, GOAL dengan font berwarna merah tertulis pada kartu ini.

--oOo--

4. NWO


Kartu-kartu New World Order (NWO) yang tertulis pula pada kartu ini, cukup berhubungan dengan kartu-kartu GOAL. Ini adalah Orde Baru Dunia yang mereka inginkan.

--oOo--

5. Special Goal



Saya masih belum begitu paham dengan kartu-kartu Special Goal yang berukuran tidak sama dengan kartu-kartu lain. Namun dalam gamenya sendiri, ini adalah grup/player-yang kita mainkan. Saya sendiri berpendapat, bahwa Special Goal adalah suatu rahasia besar yang entah mereka dambakan atau mereka manfaatkan, terlihat dari kartu-kartu ini yang dalam kenyataannya masih sangat misterius.

--oOo--


Kesimpulan
Dapat saya simpulkan alur kelima jenis kartu-kartu ini adalah sebagai berikut:
"Illuminati memiliki tujuan (GOAL) untuk mendirikan suatu tatanan Orde Baru (NWO) yang mereka inginkan. Untuk melaksanakan hal tersebut, mereka membutuhkan alat (Cara dan Sarana) maupun mitra untuk melancarkan tujuan itu. Bidak Illuminati sangat bisa mereka manfaatkan untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan itu, apalagi Bidak yang sangat berpengaruh bagi perkembangan.dunia. Mereka juga memiliki Special Goal yang misterius, entah tujuan atau sarana. Yang jelas sudah tercium aroma negatif, itupun jika hidung kita belum menjadi Bidak mereka."



Jadi mau kemanakah Anda melangkah? Pastikan langkah Anda melangkah di jalan Allah SWT, pemilik dan penguasa energi positif maupun negatif.

--oOo--

NB: Sampai bertemu di pembahasan selanjutnya. Saya tidak ingin berhenti pada analisis, saya juga harus memberi solusi yang dapat saya tawarkan.
Dan, Ini adalah pemikiran saya pribadi. Jika saya salah, mohon tolong dikoreksi :)
Ariya Web Developer

Afif Zakariya seorang mahasiswa arsitektur yang memiliki hobi travelling, membaca, berenang, dan menulis blog. Dia bercita-cita untuk menguasai dunia.

Minggu, 19 Desember 2010

Panca Indra yang Belum Terselesaikan


Hari Ahad ini (maaf, saya tidak suka menggunakan kata Minggu apalagi sunday), sama istimewanya seperti hari yang lain. Iseng-iseng saya mebuka file-file lama di komputer. Saya melihat beberapa file bernama Panca Indra. Date Modified: 9/27/2007, ah lebih 3 tahun yang lalu..
Saya jadi teringat, file-file itu adalah karya tulis saya saat saya mengikuti KIR SMAN1, dan karya tulis saya itu masih belum selesai. Ini adalah cuplikan karya yang saya buat seiktar 3 tahun yang lalu saat masih SMA ^^.

--oOo--


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
            Manusia dapat berinteraksi dengan lingkungan atau berinteraksi dengan sesama manusia karena adanya lima alat indra (pancaindra) yang terdiri atas indra penglihat (mata), indra pendengar (telinga), indra peraba (kulit), indra pengecap (lidah), dan indra penciuman (hidung). Indra merupakan reseptor yang bertugas menerima rangsang. Indra manusia terdiri atas bagian-bagian tertentu yang berfungsi untuk menerima dan menjawab rangsang. Rangsang yang diterima oleh alat indra selanjutnya akan dibawa oleh saraf penghubung menuju ke pusat susunan saraf atau otak. Di otak rangsang tersebut akan diterjemahkan atau diolah dan akan diberi jawaban sesuai dengan rangsang yang diterima oleh indra tersebut.
            Banyak manusia khususnya remaja yang telah mempelajari tentang Alat Indra dan menikmati nikmatnya Alat Indra yang telah dianugerahkan oleh Allah SWT. Tetapi para remaja yang merupakan generasi penerus bangsa masih belum menggunakan Alat Indra dengan sebaik-baiknya yaitu meningkatkan iman dan taqwa dalam bentuk peningkatan ibadah, malah terlena dalam urusan duniawi. Sebagai contohnya manusia yang diberikan mata sehat, tidak menggunakan matanya untuk belajar atau melakukan hal yang berguna tetapi menggunakan mata tersebut untuk melihat hal-hal yang maksiat.
Bahkan Allah sendiri telah mengatakan bahwa manusia yang kelak menghuni Neraka Jahannam adalah manusia-manusia yang tidak menggunakan Alat Indra mereka dalam hal-hal kebaikan seperti pada ayat Al-Quran berikut.
Q.S. Al A’raaf (7) : 179
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai,”
            Dalam ayat tersebut jelas bahwa jika kita tidak menggunakan Alat Indra secara benar seperti berbuat baik dan ikhlas untuk mencari ridha Allah, maka kita merupakan manusia lalai yang benar-benar sesat dan diibaratkan seperti bintang ternak dan telah disiapkan sebuah tempat di akhirat kelak yaitu Neraka Jahannam. Naudzubillah.
            Melihat ayat Allah yang menyuruh kita untuk menggunakan Alat Indra dengan baik dan dengan fakta bahwa manusia khususnya remaja belum menggunakan Alat Indra dengan baik, maka diharapkan kepada remaja untuk menggunakan Alat Indra sebagai sarana beribadah kepada Allah dan meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Sang Maha Pencipta, dengan harapan hidup menjadi lebih bermanfaat dan Allah berkenan mengampuni dosa-dosa dan menghindarkan kita dari adzab yang pedih sesuai dengan ayat Al-Quran sebagai berikut.
            Q.S. Al Ahqaaf (46) : 31
“ Hai kaum kami, terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allah dan berimanlah kepada-Nya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kamu dan melepaskan kamu dari azab yang pedih,”

1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah pembelajaran tentang Alat Indra dapat meningkatkan IMTAQ kepada Allah SWT?

1.3 Tujuan
            Mengetahui tentang pembelajaran tentang Alat Indra dapat meningkatkan IMTAQ kepada Allah SWT.
1.4 Batasan Masalah
Masalah yang kami batasi pada pembahasan Alat Indra adalah hubungan manusia dengan Allah (hablumminallah) dalam hal pembelajaran tentang Alat Indra dalam hubungannya untuk meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah SWT.

1.5 Definisi Operasional
a. Alat Indra
Alat indra yang dimaksudkan adalah lima alat indra (pancaindra) yang terdiri atas indra penglihat (mata), indra pendengar (telinga), indra peraba (kulit), indra pengecap (lidah), dan indra penciuman (hidung).
      b. Pembelajaran
Pembelajaran yang dimaksudkan adalah kegiatan belajar mengajar yang membahas tentang Alat Indra khususnya pada remaja.
c. IMTAQ
            IMTAQ yang dimaksudkan adalah iman dan taqwa kita kepada Allah SWT.

1.6 Manfaat
Manfaat yang bisa diperoleh setelah membaca karya ilmiah ini adalah, pembaca dapat lebih menghargai pemberian dari Allah yaitu Alat Indra dan pembaca dapat lebih meningkatkan rasa iman dan taqwa kepada Allah yang telah memberikan yang terbaik bagi kita semua dalam hal beribadah dan berbuat baik kepada sesama, dan para remaja yang telah mempelajari tentang Alat Indra dapat melakukan sesuatu lebih terarah, lebih baik, dan ikhlas untuk mencari ridha Allah SWT.

 
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Indra Penglihat (Mata)
            Allah telah memberi kita dua buah mata untuk melihat. Di dalam Al-Quran terdapat kata mata seperti pada ayat berikut.
            QS. Al Balad (90) : 8
Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata,
Mata merupakan hal yang sangat penting bagi makhluk hidup. Mata adalah alat indra yang kita gunakan untuk melihat. Dengan mata, kita dapat menikmati warna-warni dunia, menyaksikan indahnya matahari yang terbit dan terbenam, melihat senyuman seseorang yang bahagia, menyaksikan beraneka ragam makhluk Allah, memperhatikan awan yang terus berjalan, dan lain sebagainya. Sepatutnya kita bersyukur kepada Allah Yang Maha Pencipta karena dengan mata, kita dapat menikmati itu semua, menikmati kebesaran Allah yang tiada bandingannya.
Bersyukurlah yang masih diberi mata oleh Allah dan masih bisa melihat keadaan sekitar. Banyak orang yang tidak memiliki mata dan hanya bisa bahagia mendengar betapa indahnya dan menakjubkannya alam luar. Mereka hanya bisa menerima dan bersyukur kepada Allah karena masih diberi anugerah luar biasa yaitu kesehatan. Seandainya bisa, mereka yang tidak memiliki mata, juga menginginkan penglihatan yaitu mata walaupun hanya satu buah mata saja. Bayangkan saja, jika manusia tidak dibekali mata. Makhluk hidup akan sulit untuk hidup dan akan kebingungan untuk mencari jalan seperti pada ayat Al-Quran berikut.
QS. Yaasin (36) : 66
Dan jikalau Kami menghendaki pastilah Kami hapuskan penglihatan mata mereka; lalu mereka berlomba-lomba (mencari) jalan, Maka betapakah mereka dapat melihat(nya).
            Sungguh jika Allah menghendaki, Allah bisa saja menghilangkan penglihatan kita saat ini juga. Dapat kita lihat di lingkungan sekitar kita, banyak manusia khususnya remaja yang belum sadar bahwa mata adalah anugerah Allah SWT yang harus disyukuri dan dipergunakan pada hal-hal yang berguna dan baik sebagai sarana meningkatkan iman dan taqwa. Banyak di antara kalangan remaja yang tergoda bisikan setan, lalu menggunakan matanya untuk melihat hal-hal yang bersifat mudharat seperti melihat foto-foto atau gambar-gambar mesum, menonton video porno, dan lain sebagainya yang tidak ada manfaatnya dan ia tidak merasa malu bahwa ia sedang diawasi para malaikat dan dilihat oleh Allah Yang Maha Mengetahui.
            Pada QS. Al A’raaf (7) : 179 dinyatakan bahwa seharusnya mata digunakan untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah dan bukan digunakan untuk melihat hal-hal yang bertentangan dengan Islam. Sebagai salah satu contoh tanda kebesaran Allah adalah langit yang diciptakan sangat imbang, dapat dilihat pada ayat berikut.
            QS. Al Mulk (67) : 3
Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?
            Dalam ayat tersebut dinyatakan bahwa langit merupakan kebesaran Allah yang diciptakan dengan seimbang. Di dalam tujuh lapis langit terdapat berbagai benda angkasa yang demikian rupa dirancang oleh Allah dengan sangat seimbang. Matahari, planet-planet dan seisinya termasuk bumi merupakan ciptaan Allah sebagai salah satu bentuk kebesaran-Nya yang dapat kita lihat. Masih banyak lagi kebesaran Allah yang tidak dapat kita hitung jumlahnya dan itulah yang sebaiknya kita lihat. Disertai niat yang tulus bahwa dengan kita melihat kebesaran-kebesaran Allah, hal tersebut akan dapat meningkatkan IMTAQ dan rasa syukur kita kepada Allah SWT.
            Maka dengan mata yang masih kita miliki ini, kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya seperti membaca buku yang bermanfaat, menonton video edukasi atau film tentang kebesaran Allah, dan tentunya mata kita gunakan untuk membaca Al Quran, memahaminya dan mengamalkannya di jalan Allah. Sesungguhnya hanya Allah-lah yang Maha Melihat dan Maha Mengetahui apa-apa yang kita kerjakan.
            QS. Al Hujuraat (49) : 18
Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
            QS. Al An'aam (6) : 103
Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui.

4.2 Indra Pendengar (Telinga)
            Allah telah memberi kita pendengaran yang baik yaitu telinga seperti pada ayat Al Quran berikut.
            QS. Maryam (19) : 38
Alangkah terangnya pendengaran mereka dan alangkah tajamnya penglihatan mereka pada hari mereka datang kepada Kami. Tetapi orang-orang yang zalim pada hari ini (di dunia) berada dalam kesesatan yang nyata.
            Di dalam Al Qur’an,

4.3 Indra Peraba (Kulit)
[Not Available]

4.4 Indra Pengecap (Lidah)
[Not Available]

4.5 Indra Penciuman (Hidung)
[Not Available]

 --oOo--
Ariya Web Developer

Afif Zakariya seorang mahasiswa arsitektur yang memiliki hobi travelling, membaca, berenang, dan menulis blog. Dia bercita-cita untuk menguasai dunia.

Minggu, 12 Desember 2010

TOP 10: One Eyed Characters/Monsters in Kids Cartoon


Berikut adalah karakter-karakter dan monster dalam kartun anak-anak yang menampilkan bentuk satu matanya. Mengapa perlu dibuat bentukan monster dan karakter dengan satu mata? Hmm..

1. Suezo
Movie: Monster Farm
Game: Monster Rancher


2. Bob
Movie: Monster vs Aliens


3. Ghoulmon
Movie: Digimon Adventure
Game: Digimon World

4. Lefty
Movie: Meet the Robinsons

5. Maximilian Pegasus
Movie: Yu-Gi Oh!


6. The Minions
 Movie: Despicable Me

 
7. Plankton
Movie: Spongebob Squarepants


8. Kitaro's Father
Movie: Ge Ge Ge No Kitaro


9. Mike Wazowski
Movie: Monster Inc


10. Dusclops
Movie: Pokemon
Game: Pokemon Emerald

Hmm.. Kartun terpopuler saat ini Spongebob Squarepants, film animasi Disney dan Pixar, Digimon bahkan Pokemon menunjukkan hal itu. Ditonton dan disukai anak-anak seluruh dunia. Akan bahaya jika tujuannya tidak benar. Mind controlling sejak usia dini yang saya khawatirkan.

Tidak semua peristiwa yang kita lihat sekarang adalah sekedar hal-hal yang biasa saja. Banyak hal yang belum kita ketahui jika kita masih berkata "Ah itu biasa saja,". Hari ini 1+1 belum tentu 2.
Saat kebenaran dan kesalahan menjadi dua mata uang logam, atau perbedaan hitam dan putih semudah membalikkan telapak tangan, adalah saat-saat dimana dunia benar-benar rusak.

Tetap perhatikan mata kalian.

NB: Dua mata jelas-jelas lebih baik daripada satu mata.
Ariya Web Developer

Afif Zakariya seorang mahasiswa arsitektur yang memiliki hobi travelling, membaca, berenang, dan menulis blog. Dia bercita-cita untuk menguasai dunia.

Minggu, 05 Desember 2010

Pokemon Animalia: Spesial - Hiu dalam Bahaya!



Sharks Need Our Protection

Dalam Pokemon, kita mengenal pokemon hiu. Yaitu Sharpedo dan Garchomp. Tapi apakah teman-teman tahu, cerita nyata dan kejam dibalik Hiu Macan dan Hiu Martil tersebut?




FAKTA: Manusia Membunuh 100 Juta Hiu per Tahun
Untuk Apa, Wahai Manusia?

Sirip ikan hiu: untuk semangkuk sup tawar
Gigi hiu: untuk perhiasan
Rahang hiu: untuk souvenir dan oleh-oleh wisata
Kulit hiu: untuk dompet kulit / sabuk
Tulang rawan hiu: untuk pembuatan kapsul dan bubuk obat-obatan palsu
Minyak hati hiu: untuk kosmetik produk kulit / perawatan



100 juta hiu dibunuh setiap tahun oleh manusia yang tidak bertanggung jawab dan tidak peduli pada lingkungan. Salah satu contohnya adalah: Para nelayan mempergunakan perahu jenis pukat menangkap hiu hidup-hidup dari laut, mengiris siripnya dan mengembalikan si hiu malang yang masih hidup (tapi kehilangan siripnya itu) ke laut! Teman-teman bisa bayangkan apa jadinya ikan tanpa sirip saat dicemplungkan ke air? Ya betul. Ikan-ikan malang itu tenggelam ke dasar laut sebelum akhirnya mati mengenaskan. Bukan hanya satu dua ikan yang ditangkapi dan diiris siripnya. Melainkan, ada ratusan ikan hiu yang mengalami nasib tragis seperti itu setiap harinya



Hiu telah habis lebih cepat daripada prosentase kemampuan mereka untuk berkembang biak. Hal ini mengancam stabilitas ekosistem laut di seluruh dunia. Hiu telah membentuk kehidupan di laut selama lebih dari 400 juta tahun, dan sangat berpengaruh bagi keseimbangan planet ini, dan tentu saja bagi kelangsungan hidup manusia.

Hiu merupakan predator laut dan merupakan puncak rantai makanan di ekosistem ini, tentunya hiu sangatlah penting. Hiu adalah predator hebat, mereka berkontribusi untuk menghilangkan hewan yang sakit dan genetis cacat, sehingga membantu menstabilkan populasi ikan lainnya. Sebagai salah satu contoh, pembunuhan hiu akan meningkatkan populasi gurita. Hal ini akan mengakibatkan populasi gurita lebih banyak dan berdampak pada jumlah populasi lobster yang merupakan makanan gurita. Ini adalah alasan bahwa perikanan lobster berduri sangat anjlok di Tasmania.

Hiu dianggap sebagai makhluk ganas dan pembunuh manusia. Sebetulnya, itu hanyalah pencitraan yang digambarkan Hollywood. Dapat dibilang ini adalah sebuah konspirasi dan pembohongan publik agar mereka mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Sebab, jika kita telusuri secara ilmiah, hiu tidak mungkin memangsa manusia. Manusia merupakan makhluk tertinggi dalam urutan piramida makanan. Jadi, jelas, manusia bejatlah yang memangsa hiu semena-mena, bukan sebaliknya. Hiu tidak akan menyerang manusia selama dia tidak merasa terancam.

Mitos yang beredar pada masyarakat adalah: Hiu yang haus darah manusia pemakan dan mesin pembunuh kejam. Namun Realitanya: Banyak orang yang terbunuh setiap tahun karena kejatuhan mesin dibandingkan terbunuh karena hiu.

Lalu apa yang bisa kita lakukan? Saran dari situs SeaSherped adalah:
1. Jangan membeli atau mengkonsumsi produk hiu.
2. Tentanglah restoran dan toko-toko yang menjual produk-produk hiu, dan menuntut mereka berhenti.
3. Perlunya pendidikan dan penyebaran fakta tentang situasi sulit hiu dan pembelajaran mengenai pentingnya ekosistem lingkungan.

Mungkin teman-teman tertarik untuk mendonasikan dana? Download brosur ini:
http://www.seashepherd.org/images/stories/sharks/documents/2009-Sea-Shepherd-Shark-Brochure-US-sm.pdf

NB: Pada dasarnya bumi ini stabil. Karena ulah manusia, bumi menjadi tidak stabil. Kita berkewajiban memperbaiki.


Sumber bacaan:
http://www.seashepherd.org/
http://floradanfauna.wordpress.com/
Ariya Web Developer

Afif Zakariya seorang mahasiswa arsitektur yang memiliki hobi travelling, membaca, berenang, dan menulis blog. Dia bercita-cita untuk menguasai dunia.

Rabu, 24 November 2010

Membentuk Masyarakat Etis dengan Akhlak



A. Pengertian Masyarakat Etis

a. Masyarakat
         Kata masyarakat berasal dari bahasa Arab yaitu “musyarak”. Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem  semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem dan aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemaslahatan.

b.  Etis
         Pengertian etis adalah hal-hal yang berhubungan (sesuai) dengan etika. Sesuai yang dimaksudkan adalah dengan memperhatikan asas perilaku yg disepakati secara umum.

c. Etika
         Kata etika berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang berarti adat istiadat atau kebiasaan yang baik. Sehingga dapat dikatakan, etika adalah studi tentang kebiasaan manusia berdasarkan kesepakatan, menurut ruang dan waktu yang berbeda, yang menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan pada umumnya Etika disebut juga filsafat moral adalah cabang filsafat yang berbicara tentang praksis (tindakan) manusia. Tindakan manusia ini ditentukan oleh bermacam-macam norma seperti norma hukum, norma agama, norma moral dan norma sopan santun.

d. Moral
         Kata moral berasal dari bahasa latin, kata sifat dari “mos” yang berarti kebiasaan. Moral adalah ajaran kesusilaan atau tindakan yang mempunyai nilai positif. Moral juga dapat diartikan sebagai sikap, perilaku, tindakan, kelakuan yang dilakukan seseorang pada saat mencoba melakukan sesuatu berdasarkan pengalaman, tafsiran, suara hati, serta nasihat.

 e. Akhlak
         Kata etika berasal dari bahasa Arab, jamak dari “khuluqun” yang berarti budi pekerti. Akhlak mengandung segi-segi penyesuaian dengan khalqun (ciptaan) serta erat hubungannya dengan khaliq dan makhluq. Menurut Ibnu Miskawaih, akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan fikiran terlebih dahulu. Al-Ghazali menyebutkan bahwa akhlak adalah suatu sifat yang tertanam darinya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pertimbangan fikiran.

f. Masyarakat Etis
         Dari pengertian-pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa masyarakat etis adalah sekelompok manusia yang memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem, aturan, dan kesepakatan yang sama dengan ditentukan oleh bermacam-macam norma manusia untuk membudayakan tindakan-tindakan yang mempunyai nilai positif demi kemaslahatan bersama.

---oOo---

B. Karakteristik dan Faktor-faktor Masyarakat Etis

1. Karakteristik Akhlak
         Terdapat tujuh karakter etika/moral/akhlak Islam, menurut Qardhawy.

a. Moral yang Beralasan dan Dapat Dipahami
      Dalam hal ini yang dimaksudkan adalah argumentatif dan logis yang dapat dipertanggungjawabkan dan dapat diterima oleh akal yang lurus dan naluri yang sehat, dengan menjelaskan mashlahat (kebaikan) dibalik apa yang dilarangnya, seperti yang dijelaskan dalam Q.S. Al-Ankabut: 45.
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

b. Moral Universal
      Moral dalam Islam berdasarkan karakter manusiawi yang universal, yaitu larangan bagi suatu ras manusia berlaku juga bagi ras lain, bahkan umat Islam dan umat-umat yang lain adalah sama dihadapan moral Islam yang universal, dan bebas dari segala tendensi rasisme kebangsaan, kesukuan maupun golongan, seperti pada Q.S. Al-Maidah: 8.
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

c. Kesesuaian dengan Fitrah
      Islam datang membawa apa yang sesuai dengan fitrah manusia serta menyempurnakannya. Islam dengan segala yang diperbolehkannya demi menjaga tabiat manusiawi telah meletakkan konsep aturan dan batasan-batasan yang netral atau moderat, sikap-sikap berlebihan dan ekstrim akan menjurus kepada perangai binatang yang tercela.

d. Memperhatikan Realita
      Moral Islam merupakan akhlak realistik. Al-Quran tidak membebankan kepada manusia suatu kewajiban untuk mencintai musuh-musuhnya, karena hal ini merupakan suatu hal yang tidak dimiliki jiwa manusia. Akan tetapi Al-Quran memerintahkan kepada orang-orang mukmin untuk berlaku adil terhadap musuh sekalipun, agar rasa pemusuhan dan kebencian tidak mendorong untuk melakukan pelanggaran atau kemaksiatan.

e. Moral Positif
      Moral Islam menganjurkan untuk menggalang kekuatan, perjuangan dan meneruskan amal usaha dengan penuh keyakinan dan cita-cita, melawan sikap ketidakberdayaan dan pesimis (keputusasaannya), malas serta segala bentuk penyebab kelemahan. Islam menolak sifat pasif dan apatis dalam menghadapi kerusakan social dan politik, dekadensi moral dan agama, bahkan Islam memerintahkan kepada muslim untuk mengubah suatu kemungkaran dengan tangannya, jika tidak mampu maka dengan lisannya, jika tidak mampu maka dengan hatinya.

f. Komperehensivitas
      Etika Islam tidak membiarkan kegiatan manusia hanya dalam ibadah saja. Islam telah menggambarkan sebuah konsep moral dengan ibadah yang tertentu, bahkan menggariskan hubungan manusia dengan alam secara global maupun detail dan untuk itu moral Islam meletakkan apa yang dikehendaki manusia dari adab susila yang tinggi dan ajaran yang luhur.

g. Tazawun
      Tazawun berarti keseimbangan, menggabungkan sesuatu dengan penuh keserasian dan keharmonisan, tanpa sikap berlebihan maupun pengurangan. Contoh tazawun adalah keseimbangan tubuh dan roh. Contoh lain adalah sikap seimbang untuk dunia dan akhirat. Seperti tertulis dalam Q.S. Al-Baqarah: 201.
“Dan di antara mereka ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”

2. Faktor-faktor Masyarakat Etis
         Masyarakat tentu terdiri dari individu-individu. Berikut penjelasan mengenai Faktor-faktor pembentuk akhlak baik dari individu hingga masyarakat.
         Manusia memiliki kelakuan dan sifat yang berbeda, karena dipengaruhi dua faktor utama yaitu faktor internal dan eksternal.

a. Naluri (Insting)
      Naluri atau insting, dalam bahasa Arab disebut juga gazirah atau fithrah, merupakan tabiat yang dibawa manusia sejak lahir, jadi merupakan suatu pembawaan asli yang dimiliki setiap manusia. Naluri juga dapat didefinisikan sebagai sifat yang dapat menumbulkan perbuatan yang menyampaikan pada tujuan dengan terpikir lebih dahulu kea rah tujuan itu tanpa didahului latihan perbuatan itu.
      Para ahli psikologi menerangkan berbagai naluri (insting) yang ada pada manusia yang menjadi pendorong tingkah lakunya, diantaranya:
·         Naluri makan (nutritive instinct)
·         Naluri berjodoh (sexual instinct)
·         Naluri keibu-bapakan (paternal instinct)
·         Naluri berjuang (combative instinct)
·         Naluri ber-Tuhan
      Masih ada banyak lagi naluri (insting) lainnya. Naluri laksana pedang bermata dua, dapat merusak diri sendiri dan dapat juga mendatangkan manfaat yang sebesar-besarnya. Hal ini tergantung pada cara penyalurannya.

b. Keturunan (Gen)
      Salah satu faktor yang dipelajari dalam etika ialah masalah keturunan manusia. Hal ini juga dapat dilihat pada makhluk lain seperti tumbuhan dan hewan. Manusia mendapatkan warisan fisik dan mental, mulai dari sifat-sifat umum sampai kepada sifat-sifat khusus yang dapat dikemukakan sebagai berikut.
·         Manusia membawa sifat-sifat pokok atau keistimewaan dari satu keturunan, misalnya bentuk badan, perasaan, akal, dan pemikiran.
·         Sifat-sifat umum yang diwariskan kepada rumpun, suku atau bangsa. Seperti dalam Q.S. Al-Hujurat: 13.
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
·         Warisan khas dari orangtua yaitu menurunkan karakter kepada anak dan keturunannya di kemudian hari.

c. ‘Azam
      ‘Azam adalah  adalah kemauan keras, salah satu kekuatan yang berlindung di balik tingkah laku manusia. Sesungguhnya kehidupan para Rasul dan Nabi yang tahan uji itu dihayati dari kekuatan ‘azam. Sperti pada Q.S. Al-‘Ahqaf: 35.
Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka. Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) suatu pelajaran yang cukup, maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik.”

d. Suara Batin (Dlamir)
      Dalam diri manusia terdapat suatu kekuatan yang sewaktu-waktu memberikan peringatan (isyarat) jika tingkah laku manusia berada di ambang bahaya dan keburukan. Kekuatan tersebut adalah suara batin, atau dalam bahasa aram disebut dlamir. Selain memberikan isyarat keburukan, juga member kekuatan untuk melakukan perbuatan baik.

e. Kebiasaan
      Yang dimaksud kebiasaan adalah perbuatan yang selalu diulang-ulang sehingga menjadi mudah dikerjakan. Segala pekerjaan jika dilakukan secara berulang-ulang dengan penuh kegemaran akhirnya menjadi kebiasaan, karena telah berakar kuat pada dirinya. Begitu kuatnya hingga manakala akan diubah, timbullah reaksi yang keras dalam pribadi itu sendiri.
      Untuk membangun kebiasaan yang baik, dalam pribadi kita diperlukan latihan terus menerus, dan tentu saja kesabaran. Sebagai ketentuan dan kebiasaan adalah:
·         Memudahkan perbuatan manusia/orang lain
·         Menghemat waktu
 
f. Lingkungan
      Salah satu faktor penentu sikap adalah lingkungan atau disebut milieu. Milieu adalah suatu yang melingkupi suatu tubuh yang hidup. Dalam hal ini lingkungan dibagi menjadi dua bagian yaitu
·         Lingkungan alam
·         Lingkungan pergaulan

---oOo---

C. Upaya Membangun Masyarakat Etis
            Untuk membangun masyarakat etis kita memerlukan kesadaran dari diri sendiri dahulu. Kita dapat mencontoh akhlak Rasulullah yang dijelaskan dalam Al-Quran sebagai berikut.
 “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (Q.S Al-Qalam: 4)

 “Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (Q.S At-Tawbah: 128)

            Melihat kondisi masyarakat yang sekarang ini kurang berakhlak, maka yang harus kita lakukan sekarang adalah, seperti yang tertera dalam Q.S. Al-Baqarah 160, kita harus bertobat dan mengadakan perbaikan.
“Kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itulah Aku menerima taubatnya dan Akulah yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang”

Upaya perbaikan untuk mengubah kebiasaan buruk, adalah sebagai berikut.
·         Menyadari kebiasaan yang buruk, bertekad untuk meninggalkannya.
·         Niat yang sungguh-sungguh tanpa keragu-raguan sedikitpun untuk mengubah kebiasaan itu. Niat itu perlu disertai ‘azam pula.
·         Dalam melaksanakan niat hendaklah setia, sesuai dengan yang diniatkan, yakni tidak bergeser dari pendirian dan niat semula, sekalipun menemukan kesukaran.
·         Mencari waktu yang baik untuk mengubah kebiasaan itu untuk mewujudkan niat atau tekad semula.
·         Segera mengisi kekosongan dengan kebaikan setelah kebiasaan jelek itu digeser. Waktu jangan dibiarkan lowong begitu saja, karena hal itu dapat mengundang kejelekan orang lain.
·         Menghindarkan diri dari segala yang dapat menyebabkan kebiasaan buruk itu terulang
·         Berusaha untuk tetap berada dalam keadaan yang baik
·         Menghindarkan diri dari kebiasaan yang buruk dan meninggalkannya, sekaligus mempersiapkan acara kebaikan sebagai penggantinya.
·         Memilih teman bergaul yang baik, sebab pengaruh kawan itu besar sekali terhadap pembentukan watak pribadi
·         Menjaga dan memelihara baik-baik kekuatan penolak dalam jiwa, yaitu kekuatan penolak terhadap perbuatan yang buruk. Perbuatan baik dipelihara dengan istiqamah, ikhlas dan tenang.

---oOo---

D. Kesimpulan
            Secara substansial, akhlak, etika dan moral adalah sama yaitu ajaran tentang baik dan buruk berkaitan dengan sikap hidup manusia. Yang membedakan satu dengan yang lainnya adalah sumber kebenarannya. Etika bersumber dari akal karena ia merupakan bagian dari filsafat. Moral bersumber dari adat istiadat yang berlaku di masyarakat. Sedangkan akhlak bersumber langsung dari Al-Quran dan Sunnah. Etika lebih bersifat teoritis, dan umum. Moral lebih bersifat praktis dan khusus. Dan akhlak lebih bersifat universal dan kompeherensif, mencakup aspek lahir dan batin.
            Sehingga yang harus dilakukan untuk membangun masyarakat etis tidak cukup dengan perbaikan etika dan moral. Lebih lanjut lagi, upaya membangun masyarakat etis adalah mulai bertobat dan melakukan perbaikan, termasuk perbaikan akhlak yang dimulai dari diri sendiri.

---oOo---
Daftar Rujukan

Al-Quran al-Karim
Al-Ghazali. Ihya’ Ulumiddin (Bahaya Lisan). Jakarta. Pustaka Amani. 1991
Arifin dan Yunus. Terjamah Sunan An Nasa’iy Jilid V. Semarang. Penerbit CV. Asy Syifa’.         1993.
Qardhawy, Yusuf, Pengantar Kajian Islam Studi Analistik Komprehensif tentang Pilar-pilar         Substansial, Karakteristik, Tujuan dan Sumber Acuan Islam. Jakarta. Pustaka al-Kautsar.           1997
Tim Dosen PAI. Buku Daras Pendidikan Agama Islam di Universitas Brawijaya. Malang.             Penerbit PPA UB. 2006
Wales, Jimmy. www.wikipedia.com. 2010

Ariya Web Developer

Afif Zakariya seorang mahasiswa arsitektur yang memiliki hobi travelling, membaca, berenang, dan menulis blog. Dia bercita-cita untuk menguasai dunia.