Senin, 09 Agustus 2010

Mengapa Kita Tidak Dibuang?


Sedikit pemikiran dan pengalaman saya, semoga bermanfaat..

(OTK, 29March10, 20:20:57, "Great")


Saya sedang mengantre di Perpus Umum untuk meminjam buku, saat giliran saya... (NB: P=Petugas, A=Afif)
P: Hmm.. Afif Fajar Zakariya? (sambil mengutek2 kompi perpus)
A: Iya, pak (hening...)
P: Kuliah dimana?
A: Brawijaya, pak
P: Arsitektur ya?
A: (hah? Oo iya saya kan pinjam buku Arsitektur DK Ching) Iya, kenapa pak?
P: Kena' berapa?
A: Kena'? Biaya masuknya pak?
P: Iya
A: 7 juta, pak (mmm.. Kayaknya nggak 7 juta deh)
P: 7 juta? Oo iya2.. (sambil memberikan buku yang saya pinjam)
A: Terima kasih, pak
P: Iya (lalu bapak ini bicara kepada teman sebelahnya) Waduh, kene'e 7 juta hare.
A: (Spontan saya menanggapi karena ingat) Maaf pak, 9 juta, saya baru ingat
P: Sem-bi-lan juta?! (bapak itu terbelalak kaget)
A: Iya (lalu saya pergi)

Entah selanjutnya bapak itu pingsan atau tak sadarkan diri, saya tidak tahu, saya langsung pergi karena tidak sanggup lagi melihat ekspresi kekagetannya.
Dalam ekspresi itu terlihat banyak pertanyaan yang tidak bisa saya jawab. Bagaimana saya dapat uang sebanyak itu? Bagaimana kalau saya tidak bisa mendapatkan uang? Bagaimana anak saya lanjut kuliah? Bagaimana keluarga saya? Bagaimana anak-anak saya yang lain?
Dan ada banyak kebingungan maupun kegelisahan yang dipikirkan bapak itu.

Saya jadi teringat kepada orangtua tercinta. Apakah dulu mereka juga merasa bingung seperti itu? Saya punya 2 adik, jadi beban orangtua ada 3 anak. Apakah saya adalah beban? Berapa gaya reaksi yang bisa saya berikan kepada orangtua untuk menahan beban mereka? Sangat kecil.

Ya, saya sadar, saya adalah beban. Bukan hanya beban, tapi juga parasit, kanker ganas lebih tepatnya.

Namun saya tidak mau menjadi benalu jahat bagi orangtua. Benalu itu harus dibuang, dibunuh dan dienyahkan. Orangtua saya tidak menganggap saya seperti itu. Kalau mau, mereka bisa membuang saya saat bayi, atau mengusir saya dari rumah, dan beban akan berkurang kan? Nyatanya mereka tidak berbuat seperti itu, mereka terlalu baik.
Ariya Web Developer

Afif Zakariya seorang mahasiswa arsitektur yang memiliki hobi travelling, membaca, berenang, dan menulis blog. Dia bercita-cita untuk menguasai dunia.

2 komentar:

  1. mengapa juga harus dibuang ? semua manusia itu berharga, bahkan suatu keajaiban kita bisa muncul dengan sosok manusia. orang tua anda pasti sangat menyadari hal itu..

    RR

    BalasHapus
  2. bukankah fenomena yang terjadi di masyarakat sekarang banyak orang tua yang tidak mau bertanggung jawab dan membuang anaknya di tong sampah?

    alhamdulillah kita tidak dilahirkan dalam keadaan yang seperti itu.

    terimakasih RR. RR anda siapa ya? ^^

    BalasHapus